Nyeri dada hampir selalu menyebabkan kecemasan karena lokasinya
berada di dekat jantung. Oleh karena itu, keluhan tersebut termasuk yang
paling sering dikonsultasikan ke dokter. Padahal, penyebabnya tidak
selalu berkaitan dengan jantung.
Manifestasi nyeri dada dapat berbeda-berbeda tergantung penyebabnya. Rasa nyeri mungkin dirasakan hanya di satu sisi atau di kedua sisi dada, terbatas atau menjalar sampai ke punggung atau lengan, berlangsung singkat atau lama, terjadi pada saat istirahat atau ketika beraktivitas/bernafas. Rasa nyeri sering terjadi bersamaan dengan gejala lain seperti mual, muntah, sesak nafas, berkeringat, atau gelisah.
Penyebab non-jantung dari nyeri dada termasuk:
Diagnosis standar nyeri dada termasuk elektrokardiogram (EKG) dan tes darah. Penyelidikan lebih lanjut mungkin dilakukan dengan ultrasound, sinar-X, CT scan atau gastroskopi untuk mengetahui lebih jelas masalah jantung, paru-paru atau lambung yang mendasari.
Nyeri dada dalam serangan akut angina pektoris, misalnya, dapat dihentikan cepat dengan nitrogliserin (trinitrat gliseril) yang diambil sebagai semprotan. Dalam serangan jantung, aliran darah ke otot jantung diperlancar dengan obat pengencer darah seperti aspirin, heparin atau dengan pelebaran arteri koroner yang tersumbat, misalnya, dengan menggunakan balon (balonisasi).
Bila penyebabnya adalah gangguan asam lambung (maag) maka pengobatan dilakukan untuk mengurangi produksi asam lambung atau menetralisir asam, misalnya dengan pemberian omeprazole, ranitidin dan antasid.
sumber
Manifestasi nyeri dada dapat berbeda-berbeda tergantung penyebabnya. Rasa nyeri mungkin dirasakan hanya di satu sisi atau di kedua sisi dada, terbatas atau menjalar sampai ke punggung atau lengan, berlangsung singkat atau lama, terjadi pada saat istirahat atau ketika beraktivitas/bernafas. Rasa nyeri sering terjadi bersamaan dengan gejala lain seperti mual, muntah, sesak nafas, berkeringat, atau gelisah.
Penyebab
Nyeri dada dapat disebabkan oleh banyak faktor, yang dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu jantung dan non-jantung. Penyebab paling umum nyeri dada karena masalah jantung adalah angina pektoris (sesak dada karena otot jantung tidak mendapatkan cukup oksigen). Masalah jantung lain yang menyebabkan nyeri dada antara lain adalah cacat katup jantung, penyakit otot jantung, gangguan irama jantung, dan peradangan pada perikardium atau otot jantung (miokarditis).Penyebab non-jantung dari nyeri dada termasuk:
- Penyakit gangguan asam lambung/ maag
- Radang selaput dada (pleuritis)
- Gangguan saluran pencernaan, seperti kejang esofagus, ruptur di tenggorokan (esofagus pecah), peradangan pankreas (pankreatitis), radang kandung empedu
- Penyakit paru-paru seperti embolisme paru, pneumotoraks, infeksi paru (pneumonia), kanker paru
- Penyakit arteri utama (aorta), seperti aneurisma aorta, diseksi aorta
- Gangguan otot dan dinding dada, seperti luka (memar, tegang otot, tulang rusuk patah) atau metastasis kanker
- Mengkonsumsi obat-obatan seperti triptans, ergotamine, kokain
- Gangguan kejiwaan seperti kecemasan, kepanikan dan depresi
Diagnosis
Untuk mendiagnosis, dokter akan mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk memahami lebih rinci rasa nyeri yang dirasakan. Hal itu mencakup pertanyaan tentang:- Di mana lokasi nyeri, kapan dirasakan dan bagaimana rasanya (menggigit, menusuk, membakar).
- Apakah rasa sakit terkait dengan gerakan tubuh atau posisi tubuh tertentu, saat bernafas atau makan.
Diagnosis standar nyeri dada termasuk elektrokardiogram (EKG) dan tes darah. Penyelidikan lebih lanjut mungkin dilakukan dengan ultrasound, sinar-X, CT scan atau gastroskopi untuk mengetahui lebih jelas masalah jantung, paru-paru atau lambung yang mendasari.
Pengobatan
Nyeri dada bukanlah penyakit tersendiri tetapi gejala suatu penyakit. Pengobatan hanya dilakukan setelah penyakit yang mendasarinya diketahui.Nyeri dada dalam serangan akut angina pektoris, misalnya, dapat dihentikan cepat dengan nitrogliserin (trinitrat gliseril) yang diambil sebagai semprotan. Dalam serangan jantung, aliran darah ke otot jantung diperlancar dengan obat pengencer darah seperti aspirin, heparin atau dengan pelebaran arteri koroner yang tersumbat, misalnya, dengan menggunakan balon (balonisasi).
Bila penyebabnya adalah gangguan asam lambung (maag) maka pengobatan dilakukan untuk mengurangi produksi asam lambung atau menetralisir asam, misalnya dengan pemberian omeprazole, ranitidin dan antasid.
sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar