cbox



My.Google My.Facebook My.Twitter

Selasa, 25 September 2012

Alergi Pembalut, Pemicu Vulvitis


  vulvitis adalah peradangan pada vulva (organ luar kelamin wanita). Apabila terjadi pada keduanya disebut vulvavaginitis.
Faktor Penyebab:
  1. Infeksi: bakteri, jamur, protozoa, virus
  2. Zat atau benda yang bersifat iritatif seperti: kondom, pelumas, spons, sabun cuci dan pelembut pakaian, deodoran, sabun pembersih kewanitaan, pakaian dalam ketat dan tidak menyerap keringat, obat-obatan, terapi penyinaran, perubahan hormonal, zat kimia dalam air mandi.
Gejala:
Yang paling sering terlihat adalah keluarnya cairan abnormal dari vagina yaitu keluar dalam jumlah banyak, bau menyengat, disertai gatal-gatal dan nyeri. Cairan sering kelihatan lebih kental dari cairang normal, warna bermacam-macam, bisa seperti keju, kuning kehijauan, atau kemerahan.
  • Infeksi karena bakteri cenderung mengeluarkan cairan berwarna putih, abu-abu atau keruh kekuningan dan berbau amis. Sehabis berhubungan dan mencuci vagina dengan sabun bau cairannya semakin menyengat karena terjadi penurunan keasaman vagina yang mengakibatkan bakteri semakin banyak tumbuh, akibatnya vulva terasa agak gatal dan mengalami iritasi.
  • Infeksi karena jamur menyebabkan gatal-gatal sedang sampai hebat dan rasa terbakar pada vulva dan vagina, cairan keluar seperti keju. Infeksi ini cenderung berulang pada wanita penderita diabetes dan pengkonsumsi antibiotik.
  • Infeksi karena protozoa yaitu Trichomonas vaginalis menghasilkan cairan berbusa yang berwarna putih, hijau keabuan atau hijau kekuningan dengan bau yang tidak sedap, rasa gatal yang hebat.
Kondisi demikian jangan didiamkan karena akan menyebabkan gangguan reproduksi yang mengakibatkan sukar punya anak.
Apa yang harus dilakukan bila seseorang mengalami reaksi alergi pembalut wanita?
  1. Segera hentikan penggunaan pembalut tersebut dan ganti jenis lain yang cocok, bila perlu gunakan pembalut buatan sendiri berbahan handuk atau katun lembut. Mengenakan pakaian dalam yang longgar dan berbahan katun. Hindari pemakaian celana dalam ketat dan berbahan sintetis
  2. Sesering mungkin mengganti pembalut, hindari penggunaan tampon atau douch vagina  terlebih saat menstruasi
  3. Hindari penggunaan obat-obat salep tanpa pemeriksaan dokter. Pemberian salep pada area kewanitaan harus dipastikan dulu penyebabnya, apakah alergi, jamur atau infeksi.
  4. Membersihkan daerah kewanitaan terlebih dahulu hingga bersih baru daerah dubur, dengan arah cebok dari depan menuju belakang. Lalu keringkan dengan handuk bersih.
  5. Konsultasikan dengan dokter kandungan atau bidan untuk mendapat pengobatan agar radang vuva tersebut tidak semakin meluas.
  6. Sebaiknya  ketika membersihkan vagina tidak menggunakan sabun cairan pembersih  vagina maupun pewangi yang mengandung zat kimia.
  7. Tidak  disarankan agar  tidak menggunakan cairan  pencuci vagina yang mengandung antiseptik dan aneka ramuan untuk pembilas vagina. Meskipun seseorang tidak mudah alergi  tetapi penggunaan cairan berbahan kimia untuk pencuci dan pembersih area kewanitaan dapat mempengaruhi kondisi alami vagina dan melemahkan  kuman baik yang melindungi dari infeksi alat kelamin.

sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar