Al-Hamdulillah, sesungguhnya pujian yang sempurna hanya milik Allah Subhanahu wa Ta'ala. Shalawat dan salam semoga terlimpah untuk Rasulillah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, keluarga dan para sahabatnya.
Tanda utama seorang hamba yang mencintai Allah adalah senantiasa mengikuti Rasul-Nya Shallallahu 'Alaihi Wasallam. Karena siapa yang paling mengikuti utusan Allah maka ia akan menjadi orang yang paling taat kepada-Nya 'Azza wa Jalla. Karena Rasul Allah hanya memperintahkan untuk taat ibadah kepada-Nya. "Barang siapa yang menaati Rasul itu, sesungguhnya ia telah menaati Allah." (QS. Al-Nisa': 80)
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,
قُلْ إِنْ
كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ
وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
"Katakanlah: "Jika kamu
(benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan
mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."(QS. Ali Imran: 31)
Para ulama menyebut ayat ini sebagai ayat imtihan (ayat ujian) atas orang yang mengaku cinta kepada Allah. Maka dilihatlah, jika ia mengikuti Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam
maka ini bukti benarnya pengakuan dirinya. Sebaliknya, jika hal itu
tidak ditemukan pada dirinya, menunjukkan tidak adanya kecintaan kepada
Allah, ia dusta dalam pengakuannya.
Al-Imad Ibnul Katsir berkata, "Ayat yang
mulia ini menghakimi atas setiap orang yang mengaku cinta kepada Allah
sedangkan ia tidak berada di atas jalan hidup Nabi Muhammad, bahwa ia
berdusta dalam pengakuannya pada saat itu juga. Sehingga ia mengikuti
syariat Nabi Muhammad dan dien Nawabi (Islam yang beliau bawa) dalam
semua perkataan dan perbuataannya. Sebagaimana yang tertera dalam
Shahihain, dari Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, beliau bersabda: "Siapa yang beramal dengan satu amalan yang tidak ada perintahnya dari kami, maka ia tertolak."
Al-Hasan al-Bashri dan ulama salaf
lainnya telah berkata: Suatu kaum mengaku mencintai Allah, lalu Allah
menguji mereka dengan ayat ini. lalu beliau membaca ayat di atas.
. . . Dan siapa yang mendapat kecintaan Allah, ia akan mendapatkankan kebahagiaan dunia dan akhirat. . .
Bagi orang yang membuktikan cintanya
kepada Allah dengan mengikuti utusan-Nya, maka Allah memberikan buah
manis untuknya, yaitu Allah mencintainya. Dan siapa yang mendapat
kecintaan Allah, ia akan mendapatkankan kebahagiaan dunia dan akhirat.
Jika Allah sudah cinta kepada hamba, Dia
akan memberikan beberapa karunia yang terbaik untuknya, di antaranya
yang disebutkan dalam hadits qudsi berikut ini:
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, "Sesungguhnya Allah Ta'ala berfirman:
مَنْ
عَادَى لِي وَلِيًّا فَقَدْ آذَنْتُهُ بِالْحَرْبِ وَمَا تَقَرَّبَ إِلَيَّ
عَبْدِي بِشَيْءٍ أَحَبَّ إِلَيَّ مِمَّا افْتَرَضْتُ عَلَيْهِ وَمَا
يَزَالُ عَبْدِي يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ
فَإِذَا أَحْبَبْتُهُ كُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِي يَسْمَعُ بِهِ وَبَصَرَهُ
الَّذِي يُبْصِرُ بِهِ وَيَدَهُ الَّتِي يَبْطِشُ بِهَا وَرِجْلَهُ الَّتِي
يَمْشِي بِهَا وَإِنْ سَأَلَنِي لَأُعْطِيَنَّهُ وَلَئِنْ اسْتَعَاذَنِي
لَأُعِيذَنَّهُ
"Siapa yang memusuhi wali-Ku maka
sesungguhnya Aku telah menyatakan perang terhadapnya. Dan tidaklah
hamba-Ku mendekatkan diri kepada-Ku dengan sesuatu ibadah yang lebih Aku
cintai dari apa yang telah Aku wajibkan kepadanya. Dan senantiasa
seorang hambaKu mendekatkan diri kepadaKu dengan amalan-amalan Sunah
hingga Aku mencintainya. Jika Aku mencintainya maka Aku menjadi
pendengarannya yang ia gunakan untuk mendengar, penglihatannya yang ia
gunakan untuk melihat, dan sebagai tangannya yang ia gunakan untuk
berbuat, dan sebagai kakinya yang ia gunakan untuk berjalan. Dan jika ia
meminta (sesuatu) kepada-Ku pasti Aku akan memberinya, dan jika ia
memohon perlindungan kepada-Ku pasti Aku akan melindunginya.” (HR. Al-Bukhari)
Hadits ini menjelaskan, bahwa di antara
sebab yang mendatangkan kecintaan Allah adalah mengerjakan amal-amal
sunnah sesudah yang wajib secara kontinyu. Dan jika Allah sudah
mencintai hamba, maka Allah akan memberi petunjuk pada anggota tubuhnya.
Sehingga ia akan berkata dan berbuat sesuai keridhaan-Nya.
Maksud Allah menjadi pendengarannya:
Allah akan memberi petunjuk kepadanya pada pendengarannya sehingga ia
tidak mendengar kecuali yang mendatangkan keridhaan-Nya.
Maksud Allah menjadi penglihatannya:
Allah akan memberi petunjuk kepadanya pada penglihatannya sehingga ia
tidak akan melihat kecuali apa yang dicintai Allah.
Sementara maksud Allah menjadi tangannya
yang dengannya ia berbuat: Allah memberi petunjuka pada tangannya
sehingga ia tidak berbuat dengan tangan-Nya kecuali apa yang diridhai
Allah 'Azza wa Jalla .
Sedangkan maksud Allah menjadi kakinya
yang dengannya ia melangkah: Allah memberi petunjuk pada kakinya
sehingga ia tak melangkah/berjalan dengan kakinya kecuali untuk sesuatu
yang diridhai oleh Allah 'Azza wa Jalla.
Buah manis lain yang akan hamba tersebut dapatkan adalah doanya akan didengar dan dikabulkan. Ia berada pada perlindungan Allah 'Azza wa Jalla dari segala yang mengancam dirinya.
. . . bahwa di antara sebab yang mendatangkan kecintaan Allah adalah mengerjakan amal-amal sunnah sesudah yang wajib secara kontinyu. . .
Inilah beberapa tanda jika Allah sudah
cinta kepada hamba, Dia akan memberi petunjuk kepada hamba tadi dalam
perkataan dan perbuataanya. Jika hamba tadi sebantiasa benar pada
perkataan dan perbuatannnya itu menujukkan bahwa Allah telah
mencintai-Nya.
Allah Ta'ala berfirman,
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا
يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ
يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
"Hai orang-orang yang beriman,
bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar,
niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu
dosa-dosamu. Dan barang siapa menaati Allah dan Rasul-Nya, maka
sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar." (QS. Al-Ahzab: 70-71)
Buah manis lain untuk orang yang telah
dicintai Allah adalah ia akan dicintai dan diterima di tengah penduduk
bumi. Disebutkan dalam al-Shahih,
إِذَا
أَحَبَّ اللَّهُ الْعَبْدَ نَادَى جِبْرِيلَ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ
فُلَانًا فَأَحْبِبْهُ فَيُحِبُّهُ جِبْرِيلُ فَيُنَادِي جِبْرِيلُ فِي
أَهْلِ السَّمَاءِ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ فُلَانًا فَأَحِبُّوهُ
فَيُحِبُّهُ أَهْلُ السَّمَاءِ ثُمَّ يُوضَعُ لَهُ الْقَبُولُ فِي
الْأَرْضِ
"Apabila Allah mencintai seorang
hamba maka Dia menyeru, sesungguhnya Allah mencintai fulan maka
cintailah ia. Lalu Jibril mencintainya. Kemudian Jibril menyeru penghuni
langit, sesungguhnya Allah mencintai fulan maka cintailah ia oleh
kalian. Lalu penghuni langit mencintainya. Kemudian diberikan padanya
penerimaan di bumi." (HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu, lafadz milik Al-Bukhari)
Dalam riwayat Muslim, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, "Sesungguhnya
Allah Ta'ala apabila mencintai seorang hamba, Dia menyeru Jibril seraya
berfirman: Sesungguhnya Aku mencintai fulan maka cintailah ia. Lalu
Jibril pun mencintainya. Kemudia Jibril menyeru di langit seraya
berkata: Sesungguhnya Allah mencintai fulan, maka cintailah ia. Maka
penduduk langit mencintainya. Kemudian dijadikan untuknya penerimaan di
bumi. Sebaliknya, apabila Allah membenci seorang hamba, maka Dia menyeru
Jibril seraya berfirman: Sesungguhnya Aku membenci fulan maka bencilah
ia. Maka JIbril membencinya. Lalu Jibril menyeru pada penduduk langit:
Sesungguhnya Allah membenci fulan, maka bencilah ia. Lalu penduduk
langit membencinya. Kemudian diletakkan untuknya kebencian padanya di
bumi."
Ini juga tanda seseorang dicintai Allah,
ia diterima di tengah penduduk bumi dan dicintai mereka. Semoga Allah
menjadikan kita dan kaum muslimin sebagai orang-orang yang mendapat
cinta dari-Nya dan bagian dari wali-wali-Nya.sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar