cbox



My.Google My.Facebook My.Twitter

Selasa, 30 Oktober 2012

Fastfood vs Makanan Berserat: Dibalik Dahsyatnya Kandungan Energi dalam Fastfood


'fried_chicken_cut' photo (c) 2008, Serene Vannoy - license: http://creativecommons.org/licenses/by/2.0/
Anda penggemar fastfood sebaiknya berhati-hati. Anda harus lebih jeli dan cermat dalam menghadapi makanan yang satu ini. Mengapa? Karena Anda akan tahu betapa banyaknya kalori yang terkandung dalam setiap sajian fastfood yang biasa kita temui di mall-mall, swalayan dan bahkan di pasar tradisonal pun santapan jenis ini mudah didapat dengan harga yang relatif murah dan sangat terjangkau khususnya di daerah pedesaan.
Sebenarnya keunggulan apa yang dapat diperoleh dari jenis makanan yang satu ini? Tentunya bila dilihat dari namanya saja sudah dapat ditebak bahwasanya makanan jenis fastfood merupakan jenis santapan cepat saji. Dengan harga Rp 5.000,- kita bisa segera mengonsumsinya tanpa harus repot mengolahnya, sehingga tidak mengherankan bila jenis santapan ini sudah mulai menjamur sampai ke pelosok pedesaan. Anak-anak, remaja, dewasa dan bahkan orang yang tergolong usia lanjut pun menggandrungi makanan jenis ini.
Dengan mengetahui kandungan energinya mulai saat ini kita dapat menentukan langkah tepat agar fastfood tidak menjadi sumber masalah bagi kesehatan kita. Pada umumnya para ahli gizi dan kesehatan sepakat bahwa konsumsi fastfood cenderung menjadi biang berbagai masalah kesehatan karena kandungan gizinya yang kaya akan kalori, lemak, garam, dan kolesterol tetapi miskin serat. Kondisi itulah yang dapat menyebabkan obesitas, penyakit jantung, diabetes, dan tekanan darah tinggi.
Agar kita dapat mengambil keputusan yang tepat maka kita harus mengetahui berapa nilai kalori pada fastfood yang banyak beredar di masyarakat tabel di bawah adalah hasil penelitian yang dilakukan oleh Pusat Diabetes dan Lipid RSCM/FKUI kerjasama dengan Instalasi Gizi RSCM Jakarta.
Kentucky Fried Chicken (KFC)
SajianBerat (gr)Kalori (kkal)
Sayap76268,75
Paha Bawah74193,75
Paha Atas133,5387,5
Dada129,5408,25
Coleslow71,862,5
Texas Fried Chicken (TFC)
Sayap78,6218,75
Paha Bawah55143,7
Paha Atas88,1256,25
Dada102218,75
Pizza Hut
Vegetable Fav270,5512,5
Dix. Cheese197575
Meat Lovers235,5650
Supreme223,5600
Tuna232,5625
Jika diamati maka jelaslah bahwa memang kandungan kalori yang ada sangat luar biasa. Contohnya, ketika kita makan Dada KFC maka tanpa sadar akan menyumbang 408,75 kalori dan ironisnya jika ditambah nasi dan minuman ringan maka jumlah kalorinya akan berlipat-lipat. Bayangkan jika kita sering mengonsumsinya maka tidak heran berbagai masalah kesehatan akan muncul. Jadi, kurangilah konsumsi fastfood. Konsumsi fastfood paling banyak sebulan sekali. Hindarkan pula anak-anak dari kebiasaan mengonsumsi fastfood. Jika Anda mengonsumsi fastfood, usahakan untuk tidak meminum minuman bersoda, melainkan minum air putih atau jus yang ada.

Serat dalam makanan

Selain itu, fried chicken dan beberapa jenis fastfood lainnya sangat miskin serat. Yang dimaksud dengan serat adalah serat bahan makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan atau sisa makanan yang tertinggal setelah makanan dicerna, karena tubuh manusia tidak mempunyai enzim yang dapat mencerna makanan/serat. Sebenarnya semua tumbuhan mengandung berbagai jenis serat, tetapi kadarnya berbeda-beda. Ada yang larut dan ada pula yang tidak larut dalam air. Sayur dan buah yang kita makan sehari-hari di samping sebagai sumber vitamin dan mineral juga sebagai sumber serat. Bahan makanan yang termasuk rendah serat adalah tepung, gula, minyak dan bahan makanan yang berasal dari hewan seperti daging, susu, ikan dan ayam.
Hasil pengamatan epidemologi menunjukkan bahwa kekurangan konsumsi serat dalam jangka waktu lama mempunyai kaitan dengan beberapa penyakit seperti kanker kolon, penyempitan pembuluh jantung, radang usus, dan lain-lain. Di samping itu, serat sangat baik untuk diet karena serat cenderung mencegah konsumsi kalori yang berlebihan dan memberikan rasa kenyang yang lebih lama. Beberapa manfaat serat di antaranya adalah mencegah:
  • Penyakit jantung koroner. Serat dapat mengikat asam empedu dan membawa kolesterol keluar tubuh bersama feces, sehingga kadar kolesterol darah menurun. Hal ini telah diujicobakan pada hewan dan manusia, yang menunjukkan bahwa bila makanan yang dikonsumsi mengandung serat rendah, maka orang yang bersangkutan mempunyai kadar kolesterol tinggi dalam darahnya. Sebaliknya bila makanan yang dikonsumsi mengandung banyak serat, maka serum kolesterol turun secara nyata.
  • Kanker usus besar. Makanan yang tinggi serat sebagian besar tidak dapat dihancurkan oleh enzim-enzim dan bakteri-bakteri di dalam usus besar atau kolon. Di dalam kolon, serat tersebut akan menyerap air sehingga volume tinja menjadi lebih besar yang selanjutnya akan merangsang syaraf pada rektum, sehingga timbul keinginan untuk defekasi atau buang air besar. Dengan demikian, tinja yang mengandung serat akan lebih cepat dikeluarkan. Dengan kata lain “transit time” atau waktu antara masuknya makanan dan keluarnya sebagai tinja semakin singkat. Selain menyerap air, serat makanan juga menyerap asam empedu sehingga hanya tinggal sedikit saja asam empedu yang tinggal di dalam dinding usus besar. Keadaan ini sangat menguntungkan bagi tubuh karena asam empedu yang bersifat racun bagi tubuh atau ko-karsinogen menjadi rendah. Dengan jumlah ko-karsinogen yang sedikit dan waktu untuk merangsang dinding usus yang singkat maka dapat mencegah timbulnya kanker pada kolon.
  • Hemorrhoid atau wasir. Beberapa jenis serat dapat menarik air dalam saluran pencernaan sehingga feces menjadi lunak dan mudah keluar. Hal ini akan mengurangi tekanan pada usus besar bagian bawah yang mengurangi kemungkinan pembuluh darah di sekitar anus membesar atau pecah. Selain itu, serat juga merangsang usus untuk berkontraksi secara normal dan mengurangi penonjolan usus.

Kecukupan serat harian

Di dalam daftar “Angka Kecukupan Gizi Rata-rata yang Dianjurkan” belum ada ketentuan banyaknya serat yang harus dimakan dalam seharinya. Walaupun demikian, Anda dianjurkan untuk mengonsumsi serat antara 20-25 gram per hari. Penambahan konsumsi serat hendaknya dilakukan secara bertahap, karena penambahan yang mendadak dapat menyebabkan flatus, kram bahkan diare. Keadaan ini berlangsung hanya beberapa hari saja sampai terjadi adaptasi. Mengonsumsi banyak serat harus disertai cukup minum.
Melihat kenyataan di atas bahwa serat memegang peranan penting dalam hubungannya dengan beberapa penyakit seperti penyakit jantung koroner, kanker usus besar, wasir dan sebagainya, maka keberadaan serat dalam menu makanan sehari-hari adalah sangat penting. Dengan menerapkan diet yang seimbang atau yang terkenal dengan 4 sehat 5 sempurna, yang kaya akan serat dari sayur-sayuran, maka banyak penyakit yang bisa dicegah, sehingga kesejahteraan dan kebahagiaan dapat terjaga, dan tentunya umur panjang dapat kita raih. Semoga..

sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar