Menurut Flynn, kalori memang akan tersimpan di tubuh lebih lama
apabila Anda terbiasa duduk atau tidur setelah makan. Tetapi, esok hari
tubuh akan memakai kalori yang sempat tersimpan itu saat Anda
berakivitas apalagi berolahraga.
Dr Satchidananda Panda, seorang profesor yang memimpin penelitian tentang obesitas mengatakan, pada waktu tertentu dalam sehari, hati, usus dan otot pada puncak efisiensi, sementara di lain waktu mereka “tidur”.
“Setiap organ mempunyai jam biologis. Semua siklus metabolik tersebut sangat penting. Ketika tikus atau orang makan sepanjang siang dan malam, dapat mengganggu siklus metabolismenya yang normal,” imbuhnya.
Dalam studi tersebut, para peneliti membolehkan kelompok tikus untuk makan hanya selama periode delapan jam, sementara kelompok kedua bisa makan sesuai dengan apa yang mereka inginkan, yaitu sepanjang hari dan malam.
Hasil penelitian menunjukkan, bahwa meskipun kedua kelompok makan dengan jumlah kalori yang sama, tikus yang makan pada waktu yang ditetapkan, yaitu pada siang hari, tidak menjadi gemuk.
Berbeda dengan tikus yang makan sepanjang siang dan malam mengalami penambahan berat badan (obesitas) karena jam biologisnya yang terganggu. Dari temuan inilah para peneliti berksimpulan, bahwa kondisi serupa mungkin berlaku pula pada manusia.
Pada akhir studi mereka menemukan, bahwa para tikus yang makan sepanjang hari dan malam memiliki 70 persen lebih timbunan lemak dalam tubuhnya daripada kelompok yang makannya terbatas.
Beranjak dari hasil penelitian itulah, Dr Panda menyarankan bahwa membatasi waktu makan dapat membantu menurunkan tingkat obesitas.
Meski begitu, Flynn memang tidak
menyarankan untuk ngemil di malam hari. Alasannya, dalam kondisi lelah
dan mengantuk Anda cenderung memilih camilan yang tidak sehat.
Diet bukan berarti menahan lapar. Jika kita terbiasa menghindari
makan atau makan terlalu sedikit, maka ketika tidak ada energi yang
masuk, tubuh akan membongkar cadangan energi yang diambil dari otot.
Konsekuensinya, tubuh jadi gampang lelah, aktivitas terganggu, dan
metabolisme akan menurun. Ketika Anda kembali ke pola makan semula,
berat badan dengan mudah bertambah dan kembali ke berat badan semula.Dr Satchidananda Panda, seorang profesor yang memimpin penelitian tentang obesitas mengatakan, pada waktu tertentu dalam sehari, hati, usus dan otot pada puncak efisiensi, sementara di lain waktu mereka “tidur”.
“Setiap organ mempunyai jam biologis. Semua siklus metabolik tersebut sangat penting. Ketika tikus atau orang makan sepanjang siang dan malam, dapat mengganggu siklus metabolismenya yang normal,” imbuhnya.
Dalam studi tersebut, para peneliti membolehkan kelompok tikus untuk makan hanya selama periode delapan jam, sementara kelompok kedua bisa makan sesuai dengan apa yang mereka inginkan, yaitu sepanjang hari dan malam.
Hasil penelitian menunjukkan, bahwa meskipun kedua kelompok makan dengan jumlah kalori yang sama, tikus yang makan pada waktu yang ditetapkan, yaitu pada siang hari, tidak menjadi gemuk.
Berbeda dengan tikus yang makan sepanjang siang dan malam mengalami penambahan berat badan (obesitas) karena jam biologisnya yang terganggu. Dari temuan inilah para peneliti berksimpulan, bahwa kondisi serupa mungkin berlaku pula pada manusia.
Pada akhir studi mereka menemukan, bahwa para tikus yang makan sepanjang hari dan malam memiliki 70 persen lebih timbunan lemak dalam tubuhnya daripada kelompok yang makannya terbatas.
Beranjak dari hasil penelitian itulah, Dr Panda menyarankan bahwa membatasi waktu makan dapat membantu menurunkan tingkat obesitas.
Jika Anda sering merasa lapar meski
sudah makan malam, cobalah untuk mengganti camilan pengganjal perut yang
lebih sehat, seperti mengganti es krim dengan sereal atau buah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar