Penyakit Endemik
Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit infeksi yang sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan di Indonesia, khususnya di kota-kota besar sejalan dengan meningkatnya mobilitas dan kepadatan penduduk. Seluruh wilayah Indonesia, termasuk wilayah Jakarta mempunyai resiko untuk terjangkit penyakit DBD ini, karena virus dan nyamuk pembawanya (Aedes Aegypti) tersebar luas baik di rumah-rumah maupun tempat-tempat umum kecuali yang berketinggian lebih dari 100 meter di atas permukaan laut.Penyakit ini sudah diketahui sejak beberapa dekade yang lalu, tetapi patofisiologisnya (penyebab penyakitnya) belum diketahui dengan pasti hingga saat ini. Biasanya DBD diawali dengan infeksi berat yang ditandai dengan renjatan dan/ atau perdarahan yang merupakan penyebab utama kematian. DBD hanya dapat ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti yang telah terinfeksi terlebih duhulu oleh virus dari penderita lain. Jangan salah sangka bahwa nyamuk ini berkembang biak hanya di genangan air jemih di dalam maupun di sekitar rumah, bukan di got atau comberan. Nyamuk ini kesukaannya hinggap pada pakaian yang digantung dan berwarna gelap dan menggigit manusia biasanya pada siang hari. Untuk mengenali nyamuk jenis ini dengan nyamuk lain (Anopheles) biasanya bisa kita lihat dari posisi menggigit. Nyamuk Aedes Aegypti bila menggigit (menghisap darah) adalah dengan posisi sejajar dengan kulit, sedangkan nyamuk anopheles biasanya dengan menungging.
Gejala Demam Berdarah
Bila kebetulan salah seorang anggota keluarga kita tertular Demam Berdarah Dengue (DBD), tidak perlu panik. Kenalilah tanda dan gejala penyakit ini yaitu :- Demam tinggi yang timbul mendadak
- Demam berlangsung tidak lebih 7 hari (bila demam sudah lebih 7 hari lebih mungkin pasien menderita demam tifoid/ tipus)
- Pada sebagian penderita timbul pendarahan berupa bintik-bintik merah di kulit seperti bekas gigitan nyamuk, tetapi bila kulit direnggangkan bintik-bintik merah itu tidak hilang, berbeda dengan bekas gigitan nyamuk jenis Anopheles yang hilang bila kulit direnggangkan. Pada penderita yang lebih berat akan timbul perdarahan dari hidung (mimisan) atau mulut (muntah darah)
- Pada keadaan yang lebih serius lagi akan timbul perdarahan yang lebih banyak, ujung jari-jari kaki dan tangan dingin kebiru-biruan (pada kondisi ini penderita sudah jatuh pada renjatan) dan merupakan pertanda emergency (darurat) di mana penderita harus segera dibawa berobat ke Puskesmas atau rumah sakit
- Untuk lebih meyakinkan, harus dilakukan pemeriksaan laboratorium, terutama pada hari-hari awal demam.
Bagaimana Pertolongan Pertama?
Bila sudah curiga sakit demam berdarah, berikan pertolongan pertama berupa kompres dingin untuk menurunkan demam dan beri minum yang banyak dengan cairan yang ada di rumah seperti air teh manis, susu, sirup, oralit atau air putih biasa. Bahaya utama penyakit demam berdarah adalah tubuh kekurangan cairan sebagai akibat cairan dari pernbuluh darah merembes ke luar pembuluh. Keadaan inilah yang merupakan akibat serius pada penderita DBD, meskipun tidak tampak tanda-tanda perdarahan. Keluarga juga boleh memberi obat penurun panas, tetapi bukan obat-obat penurun panas yang mengandung asam salisilat seperti banyak obat penurun panas yang beredar di pasaran. Hubungi dokter keluarga Anda untuk memberikan obat penurun panas yang sesuai bagi penderita demam berdarah.Cara Penanggulangan DBD
DBD hanya dapat dibasmi dengan cara memutus rantai perkembangan nyamuk jenis Aedes Aegypti. Bila hanya membunuh nyamuknya saja belumlah cukup, selama jentik-jentiknya masih dibiarkan hidup. Karena itu cara yang tepat adalah dengan memutus mata rantai pertumbuhan jentik-jentik tersebut dengan menggerakkan masyarakat untuk berpartisipasi melaksanakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) di rumah dan di lingkungan masing-masing secara berkesinambungan, paling tidak dua minggu sekali.Pada dasarnya PSN dilakukan dengan menerapkan prinsip-prinsip 3 M plus yaitu,
- M1: Menguras dan mengeringkan bak mandi/bak penampungan air jernih paling kurang sekali seminggu
- M2: Menutup rapat tempat-tempat penampungan air jernih (seperti bak air cadangan dan tempayan) agar tidak dimasuki nyamuk Aedes Aegypti untuk meletakkan telurnya
- M3: Meniadakan/ mengubur barang-barang bekas yang berserakan yang mungkin menampung air hujan di pekarangan (seperti aki bekas, ban bekas, botol pecah, gelas/ plastik air minum kemasan, plastik, tempurung, dll)
- M4: Memelihara ikan pada bak mandi
Ingat! Prinsip “mencegah lebih baik daripada mengobati” perlu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam upaya penanggulangan penyakit Demam Berdarah. Mengapa? Karena bila kita sudah jatuh sakit, tentunya biaya yang dikeluarkan akan lebih banyak pula, antara lain untuk pengobatan ke dokter, pemeriksaan laboratorium dan pembelian obat, yang akan membuang waktu, tenaga dan biaya lebih banyak dibandingkan dengan upaya pencegahan yang relatif tidak mengeluarkan biaya apapun.
Dari segi ekonomi jelas tindakan kuratif membutuhkan biaya yang cukup besar dibandingkan dengan tindakan preventif (pencegahan). Oleh karena itu berkaitan dengan penyakit demam berdarah ini yang setiap tahun selalu mewabah ini, bagaimana sikap kita sebagai anggota masyarakat? Health is not everything, but without health everything is nothing (Kesehatan bukanlah segala-galanya, namun tanpa kesehatan segalanya menjadi tidak berarti)
Kesimpulan
- Peran keluarga dalam penanggulangan DBD sangat besar terutama dalam bidang pertolongan pertama dan pemberantasan di rumah
- Pencegahan DBD yang ampuh dan murah adalah dengan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) melalui 3 M plus untuk meniadakan jentiknya.
- Pelaksanaan kampanye Pemberantasan Sarang Nyamuk harus dilakukan secara luas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar